Selasa, 10 Desember 2013

KIR Tentang Sampah




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR           i
DAFTAR ISI                          ii
DAFTAR GAMBAR                         iii
BAB    I           PENDAHULUAN                
A.     Latar Belakang                      
B.     Rumusan Masalah                  
C.     Tujuan Penelitian                   
D.     Manfaat Penelitian                
BAB    II         PEMBAHASAN                                           
1.      Pengertian Sampah                
2.    Jenis-jenis sampah                   
3.   Sampah yang ada di Pematang Siantar          
4.     Dampak yang disebabkan oleh sampah                      
5.   Solusi pengendalian sampah                 
BAB          III        METODOLOGI PENELITIAN                   
BAB          IV        PENUTUP                 
A.     Kesimpulan                            
B.     Saran-Saran                
BAB I
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan ijin yang telah diberikan saya dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Mengatasi Sampah Dalam Masyarakat”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang saya alami dalam proses pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikannya dengan penuh semangat dan rasa ingin memecahkan masalah yang terjadi di masyarakat.
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada guru pembimbing yang telah membantu saya dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Saya  sadar,  sebagai  seorang  pelajar  yang  masih  dalam  proses  pembelajaran,  penulisan karya  ilmiah  ini  masih  banyak  kekurangannya.  Oleh  karena  itu,  saya  sangat  mengharapkan  adanya  kritik  dan  saran  yang  bersifat  positif,  guna  penulisan  karya  ilmiah yang  lebih  baik  lagi  di  masa  yang  akan  datang.
Harapan  saya,  semoga  karya  ilmiah  yang  sederhana  ini,  dapat  memberi  kesadaran  tersendiri  bagi  generasi  muda  bahwa  pentingnya  menjaga,  memelihara,  dan  melestarikan lingkungan  untuk  negeri  kita  tercinta  Indonesia.
BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang

Sampah adalah sesuatu yang tidak asing lagi di telinga kita, setiap mata memandang di situ ada sampah, memang berlebihan jika penulis mengatakan demikian.Sampah merupakan kotoran; bisa sesuatu yang tak terpakai dan di buang; semua barang yang di buang karena di anggap tak berguna lagi, berarti dapat penulis katakan sampah adalah barang bekas, barang buangan, barang tidak berguna, barang kotor dan lain-lain.Sampah seharusnya di manfaatkan, di olah dikelola sesuai dengan prosedur yang benar.
Dalam kenyataannya, pengelolaan sampah dalam kehidupan sehari-hari tidak seperti yang kita bayangkan.Sampah banyak dijumpai dimana-mana tanpa ada pengelolaan yang baik.Pengelolaan yang buruk mengakibatkan pencemaran, baik pencemaran udara, air di dalam dan di atas permukaan, tanah, serta munculnya berbagai penyakit yang mengancam kesehatan warga.Sampah sering menjadi barang tidak berarti bagi manusia, sehingga menjadi barang acuh tak acuh terhadap keberadaan sampah.Orang yang sering membuang sampah sembarangan, seolah-olah mereka tidak memiliki salah apapun.Padahal membuang sampah merupakan perbuatan yang tidak menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.Apalagi sekarang, orang-orang lebih baik membeli yang baru daripada memperbaiki.
B.             Rumusan Masalah
A.   Apa pengertian sampah
B.   Apa Jenis-jenis sampah
C.   Bagaimana sampah yang ada di Pematang siantar
D.   Apa dampak sampah dalam masyarakat
E.    Bagaimana Pengendalian tentang sampah


C.            Tujuan  penelitian
A.   Untu mengetahui apa pengertian sampah
B.   Untuk mengetahui apa jenis-jenis sampah
C.   Untuk mengetahui bagaimana sampah di Pematang siantar
D.   Untuk mengetahui apa dampak sampah dalam masyarakat
E.    Untuk mengetahui  bagaimana pengendalian  sampah
D.           Manfaat penelitian
Dapat  mengetahui apa itu sampah, jenis-jenisnya,  dampak  yang ditimbulkannya,  bahayanya  bagi  kesehatan  dan  lingkungan  khususnya  sampah  plasik,  dan cara mengatasi sampah

BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian  Sampah
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTGOvomW-2K5gZ3lxq1Igr_iHAN7_gwT2Lp-_L1nXXcpgcuTJhMSbP6XbXDG-Q6aFuOX-B9qtc3LiR2KurobCQeKwH-VjvSSw4y1HvdN-G6dLOjeU1_Fm17aLCxwiURYSpxxqpyNz6h1yK/s320/New+Picture+%281%29.bmp
Gambar 2.1
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka Sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.

Pengertian Sampah menurut beberapa pendapat:
1.      TANJUNG, Dr. M.Sc
Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula
2.      RADYASTUTI, W. Prof. Ir (1996)
Sampah adalah sumber daya yang tidak siap pakai
3.       BASRIYANTA
Sampah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik / pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai atau dikelola dengan prosedur yang benar
4.      KAMUS LINGKUNGAN (1994)
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur; atau materi berlebihan atau buangan.
5.      PRIE G. S
Sampah adalah barang yang kita miliki tetapi sama sekali tidak pernah ada gunanya
6.      ECOLINK (1996)
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia meupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis
7.      SETYO PURWENDRO
Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri ataupun aktivitas manusia lainnya sehingga dengan kata lain, sampah merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai
8.      WIJAYA JATI
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Setiap altivitas manusia pasti menghasilkan sampah
B.JENIS-JENIS SAMPAH
Ø  SAMPAH ORGANIK
Sampah Elastik merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai atau dikelola dengan prosedur yang benar.Sampah Elastic adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan elastic seperti daun-daunan, jerami, ilalang, rumput, dan bahan lain yang sejenis pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayor, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya elastic seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah elastic sehingga lebih mudah ditangani.Sampah yang berasal dari pemukiman sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organic dan sisanya anorganik.Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sampah organic dibagi menjadi:
1.      Sampah organik basah. Maksudnya sampah yang mempunyai kandungan air cukup tinggi. Contohnnya: kulit buah dan sisa sayuran.
2.      Sampah organik kering. Maksudnya bahan organic lain yang kandungan airnya kecil. Contohnya: kayu atau ranting pohon dan dedaunan kering.

Ø  SAMPAH ANORGANIK
Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Sampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral, minyak bumi, atau dari proses industry. Sebagian zat anorganik tidak dapat diuraikan oleh alam, sedangkan lainnya hanya diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa, botol, botol plastic, tas plastic, dan kaleng. Contoh sampah anorganik adalah: potongan-potongan/pelat-pelat dari logam, berbagai jenis bebatuan, botol bekas, bahkan kertas
Ø  SAMPAH B3
Sampah B3 yaitu sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan atau produksi yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Yang termasuk sampah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk sampah B3 bila memiliki satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk sampah B3.
Jenis-jenis sampah/limbah beracun antara lain:
1)      Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan.
2)      Limbah mudah terbakar adalah limbah yang berdektan dengan api, percikan api, atau sumber nyala lainnya akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.
3)      Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen .
4)      Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
5)      Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau mengandung kuman penyakit.
       Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki Ph sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.
C. Sampah di Pematang Siantar
Sesuai dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3liter/orang/hari, Kota Pematang Siantar dengan jumlah penduduk 242.124 jiwa, menghasilkan 726,37 m3/hr timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk dikalikan 3/1000 (m3/hr).Namun Kota Pematang Siantar baru dapat mengelola sebanyak 675 m3/hr.
Untuk produksi limbah, setiap manusia diasumsikan memproduksi limbah cair sejumlah 0,2 lt/org/hr. Angka ini merupakan kebutuhan ideal dari setiap penduduk pada kelas kota sedang. Sehingga didapatkan asumsi produksi limbah di Kota Pematang Siantar ini sejumlah 48.424,8 lt/hr dari hasil perhitungan kebutuhan ideal produksi limbah setiap manusia dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Pematang Siantar


D.    DAMPAK SAMPAH PADA MASYARAKAT
Sampah bila cuma satu pastinya tidak akan berdampak hingga Banjir, sungai kotor, sungai tercemari, sampai-sampai manusia itu sendiri yang merasakan dampak buruknya.
Dampak dari sampah mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita akan tetapi dampak tersebut akan terus membayang-bayangi kita. Saya akan memberikan beberapa dampak sampah bagi manusia yang kasat mata maupun tidak kasat mata .
Dampak sampah yang kasat mata atau sampah yang dapat dilihat oleh mata:

ü  Lingkungan kotor
ü  Banjir
ü  Sungai meluap
ü  Sampah menumpuk sumber penyakit
ü  Air tercemari
ü  Uadra tercemari
ü  Tanah tercemari
ü  Manusia terserang penyakit
ü  Manusia terkena dampak yang fatal (meninggal)



E.      Usaha  Pengendalian  Sampah
Untuk  menangani  permasalahan  sampah  secara  menyeluruh  perlu  dilakukan  alternatif pengolahan  yang  benar.  Teknologi  landfill  yang  diharapkan  dapat  menyelesaikan  masalah lingkungan  akibat  sampah,  justru  memberikan  permasalahan  lingkungan  yang  baru. Kerusakan  tanah,  air  tanah,  dan air  permukaan  sekitar  akibat  air  lindi,  sudah  mencapai  tahap  yang  membahayakan  kesehatan  masyarakat,  khususnya  dari  segi  sanitasi  lingkungan.
Gambaran  yang  paling  mendasar  dari  penerapan  teknologi  lahan  untuk saniter  (sanitary landfill)  adalah  kebutuhan  lahan  dalam  jumlah  yang  cukup  luas  untuk  tiap  satuan  volume sampah  yang  akan  diolah.  Teknologi  ini  memang  direncanakan  untuk  suatu  kota  yang memiliki  lahan  dalam  jumlah  yang  luas  dan  murah.
Pada  kenyataannya  lahan  di  berbagai  kota  besar  di  Indonesia  dapat  dikatakan  sangat  terbatas  dan  dengan  harga  yang  tinggi pula.  Dalam  hal  ini,  penerapan  lahan  urug  saniter  sangatlah  tidak  sesuai.
Berdasarkan  pertimbangan  di  atas,  dapat  diperkirakan  bahwa  teknologi  yang  paling  tepat untuk  pemecahan  masalah  di  atas,  adalah  teknologi  pemusnahan  sampah  yang  hemat  dalam  penggunaan  lahan.  Konsep  utama  dalam  pemusnahan  sampah  selaku  buangan  padat adalah  reduksi  volume  secara  maksimum.  Salah  satu  teknologi  yang  dapat  menjawab  tantangan  tersebut  adalah  teknologi  pembakaran  yang  terkontrol  atau  insinerasi,  dengan menggunakan  insinerator.  Teknologi  insinerasi  membutuhkan  luas  lahan  yang  lebih  hemat,  dan  disertai  dengan  reduksi  volume  residu  yang  tersisa  ( fly  ash  dan  bottom  ash ) dibandingkan  dengan  volume  sampah  semula.  Ternyata  pelaksanaan  teknologi  ini  justru lebih  banyak  memberikan  dampak  negative  terhadap  lingkungan  berupa  pencemaran  udara. Produk  pembakaran  yang  terbentuk  berupa  gas  buang  COx,  NOx,  SOx,  partikulat,  dioksin,  furan,  dan  logam  berat  yang  dilepaskan  ke  atmosfer  harus  dipertimbangkan. Selain  itu  proses  insinerator  menghasilakan  Dioxin  yang  dapat  menimbulkan  gangguan kesehatan,  misalnya  kanker,  system kekebalan,  reproduksi,  dan  masalah  pertumbuhan.
Global  Anti - Incenatot  Alliance  (GAIA)  juga  menyebutkan  bahwa  incinerator  juga merupakan  sumber  utama  pencemaran  Merkuri.  Merkuri  merupakan  racun  saraf  yang  sangat  kuat,  yang  mengganggu  sistem  motorik,  sistem  panca  indera  dan  kerja  sistem kesadaran.
Belajar  dari  kegagalan  program  pengolahan  sampah  di  atas,  maka  paradigma  penanganan sampah  sebagai  suatu  produk  yang  tidak  lagi  bermanfaat  dan  cenderung  untuk  dibuang  begitu  saja  harus  diubah.  Produksi  Bersih  (Clean  Production)  merupakan  salah  satu pendekatan  untuk  merancang  ulang  industri  yang  bertujuan  untuk  mencari  cara - cara pengurangan  produk - produk  samping  yang  berbahaya,  mengurangi  polusi  secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis.


BAB III
METEDOLOGI  PENELITIAN


Sampah  merupakan  material  sisa  yang  tidak  diinginkan  setelah  berakhirnya  suatu  proses. Sampah  merupakan  konsep  buatan  manusia,  dalam  proses - proses  alam  tidak  ada  sampah,  yang  ada  hanya  produk - produk  yang  tak  bergerak.
Sampah  dapat  berada  pada  setiap  fase  materi:  padat,  cair,  atau  gas.  Ketika  dilepaskan dalam  dua  fase  yang  disebutkan  terakhir,  terutama  gas,  sampah  dapat  dikatakan  sebagai  emisi.  Emisi  biasa  dikaitkan  dengan  polusi.
Dalam  kehidupan  manusia,  sampah  dalam  jumlah  besar  datang  dari  aktivitas  industri (dikenal  juga  dengan  sebutan  limbah),  misalnya  pertambangan,  manufaktur,  dan  konsumsi. Hampir  semua  produk  industry  akan  menjadi  sampah  pada  suatu  waktu,  dengan  jumlah sampah  yang  kira - kira  mirip  dengan  jumlah  konsumsi.  Upaya  yang  dilakukan  pemerintah  dalam  usaha  mengatasi  masalah  sampah  yang  saat  ini  mendapatkan  tanggapan  pro  dan kontra  dari  masyarakat  adalah  pemberian  pajak  lingkungan  yang  dikenakan  pada  setiap  produk  industry  yang  akhirnya  akan  menjadi  sampah.  Industri  yang  menghasilkan  produk dengan  kemasan,  tentu  akan  memberikan  sampah  berupa  kemasan  setelah  dikonsumsi  oleh konsumen.  Industri  diwajibkan  membayar  biaya  pengolahan  sampah  untuk  setiap  produk yang  dihasilkan,  untuk  penanganan  sampah  dari  produk  tersebut.  Dana  yang  terhimpun  harus  dibayarkan  pada  pemerintah  selaku  pengelola  IPS  untuk  mengolah  sampah  kemasan yang  dihasilkan.  Pajak  lingkungan  ini  dikenal  sebagai  Polluters  Pay  Principle.  Solusi  yang diterapkan  dalam  hal  sistem  penanganan  sampah  sangat  memerlukan  dukungan  dan komitmen  pemerintah.  Tanpa  kedua  hal  tersebut,  sistem  penanganan  sampah  tidak  akan  lagi  berkesinambungan.
Tetapi  dalam  pelaksanaannya  banyak  terdapat  benturan,  di  satu  sisi,  pemerintah  memiliki keterbatasan  pembiayaan  dalam  sistem  penanganan  sampah.  Namun  di  sisi  lain,  masyarakat  akan  membayar  biaya  sosial  yang  tinggi  akibat  rendahnya  kinerja  sistem penanganan  sampah.  Sebagai  contoh,  akibat  tidak  tertanganinya  sampah  selama  beberapa  hari   di  Kota  Bandung,  tentu  dapat  dihitung  berapa  besar  biaya  pengelolaan  lingkungan yang  harus  dikeluarkan  akibat  pencemaran  udara  ( akibat  bau )  dan  air  lindi,  berapa  besar  biaya  pengobatan  masyarakat  karena  penyakit  bawaan  sampah  ( municipal  solid  waste borne  disease ),  hingga  menurunnya  tingkat  produktifitas  masyarakat  akibat  gangguan  bau sampah. 

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  penelitian  tentang  sampah  yang  ada  di  Indonesia  serta  seluk beluknya  dapat  disimpulkan  sebagai  berikut :
1.      Sampah  adalah  suatu  bahan  yang  terbuang  atau  dibuang  dari  sumber  hasil  aktivitas manusia  maupun  proses  alam  yang  belum  memiliki  nilai  ekonomis.
2.      Pembakaran  plastik  menghasilkan  salah  satu  bahan  paling  berbahaya  di  dunia,  yaitu  Dioksin.  Selain  dioksin,  abu  hasil  pembakaran  juga  berisi  berbagai  logam berat  yang  terkandung  di  dalam  plastik.
3.      Sebagian  zat  anorganik  secara  keseluruhan  tidak  dapat  diuraikan  oleh  alam,  sedang sebagian  lainnya  hanya  dapat  diuraikan  dalam  waktu  yang  sangat  lama.
4.      Penyakit  diare,  kolera,  tifus  menyebar  dengan  cepat  karena  virus  yang  berasal  dari sampah  dengan  pengelolaan  tidak  tepat  dapat  bercampur  air minum.
5.      Cairan  rembesan  sampah  yang  masuk  ke  dalam  drainase  atau  sungai  akan mencemari  air.  Berbagai  organisme  termasuk  ikan  dapat  mati  sehingga  beberapa spesies  akan  lenyap,  hal  ini  mengakibatkan  berubahnya  ekosistem  perairan  biologis.
6.      Pembuangan  sampah  padat  ke  badan  air  dapat  menyebabkan  banjir  dan  akan  memberikan  dampak  bagi  fasilitas  pelayanan  umum   seperti  jalan,  jembatan,  drainase,  dan  lain - lain.

B.     Saran
1.      Cara  pengendalian  sampah  yang  paling  sederhana  adalah  dengan  menumbuhkan  kesadaran  dari  dalam  diri  untuk  tidak  merusak  lingkungan  dengan  sampah.  Selain  itu  diperlukan  juga  control  sosial  budaya  masyarakat  untuk  lebih  menghargai  lingkungan,  walaupun  kadang  harus  dihadapkan  pada  mitos  tertentu.  Peraturan  yang  tegas  dari  pemerintah  juga  sangat  diharapkan  karena  jika  tidak  maka  para  perusak  lingkungan  akan  terus  merusak  sumber  daya.
2.      Keberadaan  Undang  -  Undang  persampahan  dirasa  sangat  perlukan.  Undang  -  Undang  ini  akan  mengatur  hak,  kewajiban,  wewenang,  fungsi  dan  sanksi  masing  -  masing  pihak.  UU  juga  akan  mengatur  soal  kelembagaan  yang  terlibat  dalam  penanganan  sampah.  Menurut  dia,  tidak  mungkin  konsep  pengelolaan  sampah  berjalan  baik  di  lapangan  jika  secara  infrastruktur  tidak  didukung  oleh  departemen  -  departemen  yang  ada  dalam  pemerintahan.
3.      Demikian  pula  pengembangan  sumber  daya  manusia  (SDM).  Mengubah  budaya  masyarakat  soal  sampah  bukan  hal  gampang.  Tanpa  ada  transformasi  pengetahuan,  pemahaman,  kampanye  yang  kencang.  Ini  tak  bisa  dilakukan  oleh  pejabat  setingkat
4.      Kepala  Dinas  seperti  terjadi  sekarang.  Itu  harus  melibatkan  dinas  pendidikan  dan  kebudayaan,  departemen  agama,  dan  mungkin  Depkominfo