DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Sampah
2. Jenis-jenis sampah
3. Sampah yang ada di Pematang Siantar
4. Dampak yang disebabkan oleh sampah
5. Solusi pengendalian
sampah
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-Saran
BAB I
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan ijin yang telah diberikan saya dapat
menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Mengatasi Sampah Dalam Masyarakat”.
Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang saya alami dalam proses
pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikannya dengan penuh semangat dan
rasa ingin memecahkan masalah yang terjadi di masyarakat.
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih
kepada guru pembimbing yang telah membantu saya dalam mengerjakan karya ilmiah
ini. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang juga sudah
memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya
ilmiah ini.
Saya
sadar, sebagai seorang
pelajar yang masih
dalam proses pembelajaran,
penulisan karya ilmiah ini
masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, saya
sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran
yang bersifat positif,
guna penulisan karya
ilmiah yang lebih baik
lagi di masa
yang akan datang.
Harapan
saya, semoga karya
ilmiah yang sederhana
ini, dapat memberi
kesadaran tersendiri bagi
generasi muda bahwa
pentingnya menjaga, memelihara,
dan melestarikan lingkungan untuk
negeri kita tercinta
Indonesia.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sampah adalah sesuatu yang tidak asing lagi di telinga kita,
setiap mata memandang di situ ada sampah, memang berlebihan jika penulis mengatakan
demikian.Sampah merupakan kotoran; bisa sesuatu yang tak terpakai dan di buang;
semua barang yang di buang karena di anggap tak berguna lagi, berarti dapat
penulis katakan sampah adalah barang bekas, barang buangan, barang tidak
berguna, barang kotor dan lain-lain.Sampah seharusnya di manfaatkan, di olah
dikelola sesuai dengan prosedur yang benar.
Dalam kenyataannya, pengelolaan
sampah dalam kehidupan sehari-hari tidak seperti yang kita bayangkan.Sampah
banyak dijumpai dimana-mana tanpa ada pengelolaan yang baik.Pengelolaan yang
buruk mengakibatkan pencemaran, baik pencemaran udara, air di dalam dan di atas
permukaan, tanah, serta munculnya berbagai penyakit yang mengancam kesehatan
warga.Sampah sering menjadi barang tidak berarti bagi manusia, sehingga menjadi
barang acuh tak acuh terhadap keberadaan sampah.Orang yang sering membuang
sampah sembarangan, seolah-olah mereka tidak memiliki salah apapun.Padahal
membuang sampah merupakan perbuatan yang tidak menunjukkan kepedulian terhadap
lingkungan.Apalagi sekarang, orang-orang lebih baik membeli yang baru daripada
memperbaiki.
B.
Rumusan
Masalah
A. Apa
pengertian sampah
B. Apa
Jenis-jenis sampah
C. Bagaimana
sampah yang ada di Pematang siantar
D. Apa
dampak sampah dalam masyarakat
E. Bagaimana
Pengendalian tentang sampah
C.
Tujuan penelitian
A. Untu
mengetahui apa pengertian sampah
B. Untuk
mengetahui apa jenis-jenis sampah
C. Untuk
mengetahui bagaimana sampah di Pematang siantar
D. Untuk
mengetahui apa dampak sampah dalam masyarakat
E. Untuk
mengetahui bagaimana pengendalian sampah
D.
Manfaat penelitian
Dapat mengetahui apa itu sampah, jenis-jenisnya, dampak
yang ditimbulkannya,
bahayanya bagi kesehatan
dan lingkungan khususnya
sampah plasik, dan cara mengatasi sampah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan
didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya
produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut
berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka Sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Pengertian Sampah menurut beberapa pendapat:
1. TANJUNG, Dr. M.Sc
Sampah
adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai
semula
2. RADYASTUTI, W. Prof. Ir (1996)
Sampah
adalah sumber daya yang tidak siap pakai
3. BASRIYANTA
Sampah
merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik /
pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai atau dikelola dengan prosedur
yang benar
4. KAMUS LINGKUNGAN (1994)
Sampah
adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan
secara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat
selama manufaktur; atau materi berlebihan atau buangan.
5. PRIE G. S
Sampah
adalah barang yang kita miliki tetapi sama sekali tidak pernah ada gunanya
6. ECOLINK (1996)
Sampah
adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia meupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis
7. SETYO PURWENDRO
Sampah
merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran,
rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri ataupun aktivitas manusia
lainnya sehingga dengan kata lain, sampah merupakan hasil sampingan dari
aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai
8. WIJAYA JATI
Sampah
merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Setiap altivitas manusia
pasti menghasilkan sampah
B.JENIS-JENIS
SAMPAH
Ø
SAMPAH ORGANIK
Sampah
Elastik
merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai atau dikelola dengan
prosedur yang benar.Sampah Elastic adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan
(dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau
(sering disebut kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan elastic
seperti daun-daunan, jerami, ilalang, rumput, dan bahan lain yang sejenis
pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar
sayur mayor, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya elastic seragam, sebagian
besar (95%) berupa sampah elastic sehingga lebih mudah ditangani.Sampah yang
berasal dari pemukiman sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri
dari sampah organic dan sisanya anorganik.Sampah organik berasal dari makhluk
hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sampah organic dibagi menjadi:
1. Sampah organik basah. Maksudnya sampah
yang mempunyai kandungan air cukup tinggi. Contohnnya: kulit buah dan sisa
sayuran.
2. Sampah organik kering. Maksudnya bahan
organic lain yang kandungan airnya kecil. Contohnya: kayu atau ranting pohon
dan dedaunan kering.
Ø
SAMPAH ANORGANIK
Sampah
anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara
biologis sehingga penghancurannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Sampah
anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral, minyak
bumi, atau dari proses industry. Sebagian zat anorganik tidak dapat diuraikan
oleh alam, sedangkan lainnya hanya diuraikan dalam waktu yang sangat lama.
Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa, botol, botol
plastic, tas plastic, dan kaleng. Contoh sampah anorganik adalah:
potongan-potongan/pelat-pelat dari logam, berbagai jenis bebatuan, botol bekas,
bahkan kertas
Ø
SAMPAH B3
Sampah
B3 yaitu sisa yang
dihasilkan dari suatu kegiatan atau produksi yang mengandung bahan berbahaya
atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak
langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan
kesehatan manusia. Yang termasuk sampah B3 antara lain adalah bahan baku yang
berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan,
tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan
pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk sampah B3 bila memiliki satu atau
lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif,
beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain yang bila diuji
dengan toksikologi dapat diketahui termasuk sampah B3.
Jenis-jenis
sampah/limbah beracun antara lain:
1)
Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan.
2)
Limbah mudah terbakar adalah limbah yang berdektan dengan api, percikan api,
atau sumber nyala lainnya akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah
menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.
3)
Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau
menerima oksigen .
4)
Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia
dan lingkungan.
5)
Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi
penyakit atau mengandung kuman penyakit.
Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit
atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki Ph sama atau kurang dari 2,0 untuk
limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.
C.
Sampah di Pematang Siantar
Sesuai
dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak
3liter/orang/hari, Kota Pematang Siantar dengan jumlah penduduk 242.124 jiwa,
menghasilkan 726,37 m3/hr timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah
penduduk dikalikan 3/1000 (m3/hr).Namun Kota Pematang Siantar baru dapat
mengelola sebanyak 675 m3/hr.
Untuk
produksi limbah, setiap manusia diasumsikan memproduksi limbah cair sejumlah
0,2 lt/org/hr. Angka ini merupakan kebutuhan ideal dari setiap penduduk pada
kelas kota sedang. Sehingga didapatkan asumsi produksi limbah di Kota Pematang
Siantar ini sejumlah 48.424,8 lt/hr dari hasil perhitungan kebutuhan ideal
produksi limbah setiap manusia dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Pematang
Siantar
D.
DAMPAK SAMPAH PADA MASYARAKAT
Sampah bila cuma
satu pastinya tidak akan berdampak hingga Banjir, sungai kotor, sungai
tercemari, sampai-sampai manusia itu sendiri yang merasakan dampak buruknya.
Dampak dari sampah
mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita akan tetapi dampak tersebut akan terus
membayang-bayangi kita. Saya akan memberikan beberapa dampak sampah bagi
manusia yang kasat mata maupun tidak kasat mata .
Dampak sampah yang
kasat mata atau sampah yang dapat dilihat oleh mata:
ü Lingkungan
kotor
ü Banjir
ü Sungai
meluap
ü Sampah
menumpuk sumber penyakit
ü Air
tercemari
ü Uadra
tercemari
ü Tanah
tercemari
ü Manusia
terserang penyakit
ü Manusia
terkena dampak yang fatal (meninggal)
E.
Usaha Pengendalian
Sampah
Untuk menangani
permasalahan sampah secara
menyeluruh perlu dilakukan
alternatif pengolahan yang benar.
Teknologi landfill yang
diharapkan dapat menyelesaikan
masalah lingkungan akibat sampah,
justru memberikan permasalahan
lingkungan yang baru. Kerusakan tanah,
air tanah, dan air
permukaan sekitar akibat
air lindi, sudah
mencapai tahap yang
membahayakan kesehatan masyarakat,
khususnya dari segi
sanitasi lingkungan.
Gambaran yang
paling mendasar dari
penerapan teknologi lahan untuk
saniter (sanitary landfill) adalah
kebutuhan lahan dalam
jumlah yang cukup
luas untuk tiap
satuan volume sampah yang
akan diolah. Teknologi
ini memang direncanakan
untuk suatu kota
yang memiliki lahan dalam
jumlah yang luas
dan murah.
Pada kenyataannya
lahan di berbagai
kota besar di
Indonesia dapat dikatakan
sangat terbatas dan
dengan harga yang
tinggi pula. Dalam hal
ini, penerapan lahan
urug saniter sangatlah
tidak sesuai.
Berdasarkan pertimbangan
di atas, dapat
diperkirakan bahwa teknologi
yang paling tepat untuk
pemecahan masalah di
atas, adalah teknologi
pemusnahan sampah yang
hemat dalam penggunaan
lahan. Konsep utama
dalam pemusnahan sampah
selaku buangan padat adalah
reduksi volume secara
maksimum. Salah satu
teknologi yang dapat
menjawab tantangan tersebut
adalah teknologi pembakaran
yang terkontrol atau
insinerasi, dengan
menggunakan insinerator. Teknologi
insinerasi membutuhkan luas
lahan yang lebih
hemat, dan disertai
dengan reduksi volume
residu yang tersisa
( fly ash dan
bottom ash ) dibandingkan dengan
volume sampah semula.
Ternyata pelaksanaan teknologi
ini justru lebih banyak
memberikan dampak negative
terhadap lingkungan berupa
pencemaran udara. Produk pembakaran
yang terbentuk berupa
gas buang COx,
NOx, SOx, partikulat,
dioksin, furan, dan
logam berat yang
dilepaskan ke atmosfer
harus dipertimbangkan.
Selain itu proses
insinerator menghasilakan Dioxin
yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan, misalnya kanker,
system kekebalan,
reproduksi, dan masalah
pertumbuhan.
Global Anti - Incenatot Alliance
(GAIA) juga menyebutkan
bahwa incinerator juga merupakan sumber
utama pencemaran Merkuri.
Merkuri merupakan racun
saraf yang sangat
kuat, yang mengganggu
sistem motorik, sistem
panca indera dan
kerja sistem kesadaran.
Belajar dari
kegagalan program pengolahan
sampah di atas,
maka paradigma penanganan sampah sebagai
suatu produk yang
tidak lagi bermanfaat
dan cenderung untuk
dibuang begitu saja
harus diubah. Produksi
Bersih (Clean Production)
merupakan salah satu pendekatan untuk
merancang ulang industri
yang bertujuan untuk
mencari cara - cara
pengurangan produk - produk samping
yang berbahaya, mengurangi
polusi secara keseluruhan, dan
menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus
ekologis.
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
Sampah merupakan
material sisa yang
tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan
konsep buatan manusia,
dalam proses - proses alam
tidak ada sampah,
yang ada hanya
produk - produk yang tak
bergerak.
Sampah dapat
berada pada setiap
fase materi: padat,
cair, atau gas.
Ketika dilepaskan dalam dua
fase yang disebutkan
terakhir, terutama gas,
sampah dapat dikatakan
sebagai emisi. Emisi
biasa dikaitkan dengan
polusi.
Dalam kehidupan
manusia, sampah dalam
jumlah besar datang
dari aktivitas industri (dikenal juga
dengan sebutan limbah),
misalnya pertambangan, manufaktur,
dan konsumsi. Hampir semua
produk industry akan
menjadi sampah pada
suatu waktu, dengan
jumlah sampah yang kira - kira
mirip dengan jumlah
konsumsi. Upaya yang
dilakukan pemerintah dalam
usaha mengatasi masalah
sampah yang saat
ini mendapatkan tanggapan
pro dan kontra dari
masyarakat adalah pemberian
pajak lingkungan yang
dikenakan pada setiap
produk industry yang
akhirnya akan menjadi
sampah. Industri yang
menghasilkan produk dengan kemasan,
tentu akan memberikan
sampah berupa kemasan
setelah dikonsumsi oleh konsumen. Industri
diwajibkan membayar biaya
pengolahan sampah untuk
setiap produk yang dihasilkan,
untuk penanganan sampah
dari produk tersebut.
Dana yang terhimpun
harus dibayarkan pada
pemerintah selaku pengelola
IPS untuk mengolah
sampah kemasan yang dihasilkan.
Pajak lingkungan ini
dikenal sebagai Polluters
Pay Principle. Solusi
yang diterapkan dalam hal
sistem penanganan sampah
sangat memerlukan dukungan
dan komitmen pemerintah. Tanpa
kedua hal tersebut,
sistem penanganan sampah
tidak akan lagi
berkesinambungan.
Tetapi dalam
pelaksanaannya banyak terdapat
benturan, di satu
sisi, pemerintah memiliki keterbatasan pembiayaan
dalam sistem penanganan
sampah. Namun di
sisi lain, masyarakat
akan membayar biaya
sosial yang tinggi
akibat rendahnya kinerja
sistem penanganan sampah. Sebagai
contoh, akibat tidak
tertanganinya sampah selama
beberapa hari di
Kota Bandung, tentu
dapat dihitung berapa
besar biaya pengelolaan
lingkungan yang harus dikeluarkan
akibat pencemaran udara
( akibat bau ) dan
air lindi, berapa
besar biaya pengobatan
masyarakat karena penyakit
bawaan sampah ( municipal
solid waste borne disease ),
hingga menurunnya tingkat
produktifitas masyarakat akibat
gangguan bau sampah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian tentang sampah
yang ada di
Indonesia serta seluk beluknya dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Sampah adalah
suatu bahan yang terbuang
atau dibuang dari
sumber hasil aktivitas manusia maupun
proses alam yang
belum memiliki nilai
ekonomis.
2. Pembakaran plastik
menghasilkan salah satu
bahan paling berbahaya
di dunia, yaitu
Dioksin. Selain dioksin, abu
hasil pembakaran juga
berisi berbagai logam berat
yang terkandung di
dalam plastik.
3. Sebagian zat
anorganik secara keseluruhan
tidak dapat diuraikan
oleh alam, sedang sebagian lainnya
hanya dapat diuraikan
dalam waktu yang
sangat lama.
4. Penyakit diare,
kolera, tifus menyebar
dengan cepat karena
virus yang berasal
dari sampah dengan pengelolaan
tidak tepat dapat
bercampur air minum.
5. Cairan rembesan
sampah yang masuk
ke dalam drainase
atau sungai akan mencemari air.
Berbagai organisme termasuk
ikan dapat mati
sehingga beberapa spesies akan
lenyap, hal ini
mengakibatkan berubahnya ekosistem
perairan biologis.
6. Pembuangan sampah
padat ke badan
air dapat menyebabkan
banjir dan akan
memberikan dampak bagi
fasilitas pelayanan umum
seperti jalan, jembatan,
drainase, dan lain - lain.
B.
Saran
1. Cara pengendalian
sampah yang paling
sederhana adalah dengan
menumbuhkan kesadaran dari
dalam diri untuk
tidak merusak lingkungan
dengan sampah. Selain
itu diperlukan juga
control sosial budaya
masyarakat untuk lebih
menghargai lingkungan, walaupun
kadang harus dihadapkan
pada mitos tertentu.
Peraturan yang tegas
dari pemerintah juga
sangat diharapkan karena
jika tidak maka
para perusak lingkungan
akan terus merusak
sumber daya.
2. Keberadaan Undang
- Undang persampahan
dirasa sangat perlukan.
Undang - Undang
ini akan mengatur
hak, kewajiban, wewenang,
fungsi dan sanksi
masing - masing
pihak. UU juga
akan mengatur soal
kelembagaan yang terlibat
dalam penanganan sampah.
Menurut dia, tidak
mungkin konsep pengelolaan
sampah berjalan baik
di lapangan jika
secara infrastruktur tidak
didukung oleh departemen
- departemen yang
ada dalam pemerintahan.
3. Demikian pula
pengembangan sumber daya
manusia (SDM). Mengubah
budaya masyarakat soal
sampah bukan hal
gampang. Tanpa ada
transformasi pengetahuan, pemahaman,
kampanye yang kencang.
Ini tak bisa
dilakukan oleh pejabat
setingkat
4. Kepala Dinas
seperti terjadi sekarang.
Itu harus melibatkan
dinas pendidikan dan
kebudayaan, departemen agama,
dan mungkin Depkominfo